Dengan siapa aku akan bertemu itu diluar kendaliku. Aku merasa ini sudah memasuki tahun ke 3 lukanya masih tetap sama. Setelah aku koreksi akhirnya aku tau alasan aku sulit membagi perasaan dan logika.
1. Dari masa kecilku aku adalah anak yg sering dipukul orgtuaku terutama ibuku aku tdk dapat ksh sayang, bahkan sering di abaikan, apapun keinginan aku tdk pernah dipenuhi tp kakak2ku terpenuhi, aku sering membela diriku ketika bukan kesalahan aku tapi aku juga tetap salah di mata dia. Pukulan2 itu sangat menyakitkan dan masih membekas hingga saat ini.
2. Setelah dewasa aku menikah pola itu terulang lagi, jujur aku dengan org ini sbnrbya tidak sepenuh hati krn bukan pilihan dr dalam hati jd aku merasa lukanya tidak membekas terlalu dalam hanya di permukaan. Tp pola kekerasan itu terulang lagi.
3. Aku sudah berjanji saat itu tdk apa2 jika hidupku mengalami kekerasan di kdrt sampai aku mati jg aku siap. Dan tdk lama dtg lah seseorang yg akhirnya menyadarkan ku tp kesalahanku adalah aku mempunyai perasaan dgn org itu mendalam bahkan jika di gambarkan mgkn sepenuh hati. Aku mengabaikan diriku tidak peduli bahkan sebisa dan secepat mgkn aku harus balas pesan di kondisi apapun ya aku memberi terlalu banyak waktu, effort, dan perhatian tanpa peduli diriku sendiri.
4. Dan sampai di titik perpisahan dan keadaan yg tidak pernah saya bayangkan terjadi hanya sebuah kesalahpahaman, distitulah emosi aku akhirnya meledak, dalam hidupku selama aku mengenal dab mempunyai perasan dgn seseorang tak pernah terlintas di pikiranku untuk bundir dan menyakiti diri begitu extreme

Tanganku sempat berdarah untungnya kakak2 ku baik segera menghentikan dan membujuk. Disini bukanlah kebodohan mengenai sebuah cinta.
Komentar
Posting Komentar